Menu

Mode Gelap
Pokja PWI dan Sudis Kominfotik Jakarta Barat Berkomitmen untuk Kolaborasi Hasilkan Berita Berintegritas Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Temuan Ketidaksesuaian Aset di Kecamatan Kalideres: 14 Kendaraan Operasional Hilang Diskusi Perdana Forum Pemred SMSI Bahas Solusi Kemacetan Lalu Lintas di Jakarta Terminal Kalideres Jakarta Barat Persiapkan Liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Ekbis ยท 18 Mar 2022 15:35 WIB

Ketum Aperlindo John Manopo : Pilih Lampu Yang Tepat Untuk Hemat Listrik


 Ketum Aperlindo John Manopo : Pilih Lampu Yang Tepat Untuk Hemat Listrik Perbesar

Jakarta,Komunitastodays,- Krisis listrik nasional tak bisa dilepaskan dari penggunaan bola lampu yang tidak tepat. Produk lampu hemat listrik dan tanpa merkuri jadi pilihan tepat dalam mengatasi krisis listrik nasional dan dampak perubahan iklim.

Hal itu diungkap John Manoppo dalam Pameran Inagreentech 2022, di Jakarta Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (17/3/2022).

John Manoppo mengatakan, saat ini, PLN oversupply. Salah satu penyebabnya adalah masalah lampu.

“Dulu, kita pakai lampu teplok, lalu lampu LHE, sekarang LED (Light Emitting Diode). Dengan LED, terkurang banyak penggunaan listrik kita. Jadi hemat. Lampu LED juga tak mengandung merkuri. Paris Agreement di bawah PBB melarang penggunaan merkuri,” jelas John Manoppo.

John mengatakan, saat ini, di Indonesia, ada 70.300.000 lebih pengguna lampu. Bila dalam 1 rumah saja ada 10 lampu, selama setahun berapa kali yang putus. Di sinilah masyarakat butuh lampu yang kuat dan hemat listrik. Orang Indonesia harus membangun pabrik lampu, agar tidak terus import dari luar.

Dulu, sebelum Covid-19, kata John, 85% lampu di dunia dibuat di China. Sebelum Covid-19, harga impor lampu dari China 800 dollar AS, sekarang sudah menjadi 4.000 dollar. “Jadi, kita harus bikin pabrik lampu di Indonesia. Pasar kita besar. 80% lampu di Indonesia merupakan produk impor,” ujar John Manoppo prihatin.

Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (APERLINDO), misalnya, memperkirakan nilai investasi produsen lampu asal China di Indonesia, pada 2019-2020 berkisar 150-400 juta dollar AS. Maka perlu ada perubahan paradigma. Indonesia harus menjadi produsen lampu terbesar untuk rakyatnya sendiri, tak selalu harus impor dari China.

Sejak 2017, APERLINDO diundang ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo, membahas bagaimana kita mengganti lampu di Indonesia untuk mengurangi merkuri yang dilarang Kesepakatan Paris (2015).

“Sekarang produsen lampu mengandung merkuri itu sudah berkurang, karena lampu jenis itu mahal. Lampu LED tak mengandung merkuri, hemat energi, dan gampang membuatnya. Sebagai perbandingan, lampu LHE 20 Watt sama dengan lampu LED 10 Watt,” jelas John Manoppo.

Peluang pasar lampu LED menggiurkan, sehingga mengundang produsen lampu asal hina membangun pabrik LED di Indonesia.

APERLINDO memiliki banyak anggota. Ada 36 perusahaan anggotanya merupakan importir lampu. Hanya ada 6 perusahaan sebagai produsen lampu, yang memiliki pabrik lampu di Indonesia. Produsen lampu lokal di Indonesia hanya baru bisa memenuhi kebutuhan lampu LED domestik sebesar 20 persen, yang sisa diimpor. Philips masih menguasai pangsa pasar lampu LED di Indonesia sebesar 40 persen.

Peluang pasar lampu hemat listrik dan tanpa merkuri, di Indonesia, membuat kita harus membangun pabrik lampu Indonesia. * (Riko).

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

OPENING CEREMONY SIAL INTERFOOD 2024

13 November 2024 - 12:11 WIB

Yuk Pelanggan Setia KAI, KAI Expo 2024 di JCC Tinggal 8 Hari Lagi, Daop 1 Jakarta Berikan Promo hingga 70 Persen

11 November 2024 - 11:32 WIB

Yuk!! Berwisata ke Pulau Sebira di Kepulauan Seribu

23 October 2024 - 16:13 WIB

Jangan Salah! Financial Freedom Bukan Hanya Terkait Pendapatan!

21 September 2024 - 16:34 WIB

Pameran IFRA Business EXPO 2024 Buka Jaringan Bisnis Waralaba di Indonesia

23 August 2024 - 18:32 WIB

PT Alita Praya Mitra Ikut Pameran DTI-CX 2024 di JCC

31 July 2024 - 22:54 WIB

Trending di Ekbis