Jakarta, Komunitastodays,- Menteri LHK Siti Nurbaya menerima kunjungan kerja United States’ Congressional Delegation/Delegasi Kongres AS di Jakarta, (11/04/2023l.
Dalam kunjungannya ke Indonesia selama tiga hari (11 – 13 April 2023) mereka dijadwalkan akan akan mengunjungi beberapa lokasi di Jakarta dan Kalimantan Timur dengan agenda utama membahas isu-isu iklim dan pengelolaan keanekaragaman hayati khususnya Primata atau Orangutan.
Delegasi Kongres AS yang terdiri dari Senator Jeff Merkley, Senator Chris Van Hollen, Representative Lloyd Doggett, Representative Pramila Jayapal, dan Representative Ilhan Omar dan jajaran staf mengaku takjub dengan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, mereka pun memuji keberhasilan Indonesia saat menjadi Presidensi G20 tahun lalu dan juga sebagai ketua ASEAN pada tahun ini.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan jika komitmen kuat Indonesia mengatasi perubahan iklim diwujudkan dengan melakukan penguatan Nationally Determined Contribution (NDC) dari first NDC tahun 2016 menjadi Update NDC tahun 2021 dan menjadi Enhanced-NDC (E-NDC) pada September 2022, dengan kondisi peningkatan komitmen penurunan emisi dari yang tercantum pada NDC menjadi pada E-NDC, yaitu dari 29% menjadi 31,89% dengan kemampuan nasional (sendiri) serta dari 41% menjadi 43,2% (dengan dukungan kerjasama internasional).
“Peningkatan target NDC kami didasarkan pada kemajuan kebijakan nasional terkini terkait perubahan iklim, termasuk FOLU Net-sink Indonesia 2030, percepatan penggunaan kendaraan listrik, kebijakan B40, peningkatan aksi di sektor pengelolaan limbah, serta peningkatan target untuk sektor industri dan pertanian,” ujar Menteri Siti.
Lebih lanjut Menteri Siti menjelaskan jika target penurunan emisi Indonesia dalam E-NDC disajikan untuk sektor-sektor yang meliputi: Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lain (FOLU) dan Pertanian untuk sektor terkait lahan; serta Energi, Limbah, dan Industri untuk sektor yang tidak terkait dengan lahan. Sektor FOLU sendiri ditargetkan berkontribusi hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.
Ia pun memaparkan jika rehabilitasi lahan kritis termasuk lahan gambut dan restorasi mangrove merupakan prioritas Indonesia untuk mengendalikan emisi karbon. Pada sektor energi, Indonesia mendorong berkembangnya pemanfaatan energi terbarukan, seperti geothermal, hidro power, dan panel surya sebagai sumber energi alternatif. Pemerintah juga mempromosikan kendaraan listrik dan waste-to-energy sebagai upaya pengelolaan limbah yang lebih efisien.
Senator Jeff Merkley selaku ketua Delegasi Kongres AS mengungkapkan mereka ingin belajar dari inisiatif yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan lingkungan, seperti polusi dan pengelolaan sampah plastik.
Delegasi Kongres AS ingin membangun hubungan kerja sama yang kuat dengan pemerintah Indonesia, terutama Kementerian LHK. Delegasi Kongres AS juga mendukung Indonesia yang menjalin kerjasama dengan Brazil dan Republik Demokratik Kongo sebagai tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia agar dapat berkolaborasi mewujudkan pengelolaan hutan lestari untuk mendukung pengendalian perubahan iklim.
Menteri Siti berharap pertemuan ini dapat menjadi awal kerja sama yang baik antara pemerintah Indonesia dan Kongres AS dalam mengatasi isu-isu lingkungan global.
Hadir dalam pertemuan ini mendampingi Menteri LHK, yaitu Wakil Menteri LHK, Kepala BRGM, Direktur Jenderal PPI, Direktur Jenderal PHL, Direktur Jenderal PDASRH, Plt. Direktur Jenderal PKTL, TAM, Direktur IPSDH, Direktur KKHSG, Kepala Biro KLN, dan Kepala Biro Humas.(*Riko)