Menu

Mode Gelap
Pokja PWI dan Sudis Kominfotik Jakarta Barat Berkomitmen untuk Kolaborasi Hasilkan Berita Berintegritas Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Temuan Ketidaksesuaian Aset di Kecamatan Kalideres: 14 Kendaraan Operasional Hilang Diskusi Perdana Forum Pemred SMSI Bahas Solusi Kemacetan Lalu Lintas di Jakarta Terminal Kalideres Jakarta Barat Persiapkan Liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Kesehatan ยท 31 May 2024 21:11 WIB

1 Batang Rokok = 1 Butir Telur, Alihkan Belanja Rokok Untuk Kepentingan Gizi Keluarga


 Oplus_131072 Perbesar

Oplus_131072

Jakarta, Komunitastodays,- Stunting masih menjadi permasalahan utama di Indonesia. Praktisi kesehatan masyarakat/Kasie Yanmed RSUD Tamansari Jakarta, dr Ngabila Salama. Jum’at (31/5/2024) kepada media mengatakan bahwa ada 4 cara mencegah dan mengentaskannya: 1. konsumsi protein hewani yg cukup, 2. siapkan mental dan fisik calon ibu, 3. imunisasi rutin lengkap gratis, dan 4. deteksi dini dengan membawa semua balita ke posyandu setiap bulan.

Stunting sudah terlambat jika ditemukan seperti kanker stadium 4. Dimana stadium 1 nya weight faltering, stadium 2 gizi kurang, stadium 3 gizi buruk, ujarnya.

Dalam RUU kesehatan tembakau sudah disamakan dengan zat adiktif lainnya. Semoga tobacco control di Indonesia terus lebih baik. Rokok ilegal, herbal, VAPE ini sm saja judulnya rokok dan BERBAHAYA bagi kesehatan perokok aktif / pasif.

Rokok adalah konsumsi no. 2 keluarga miskin sesudah beras, jika bisa dikurangi bahkan bisa dialihkan utk membeli telur, daging, ayam, ikan, susu, dan protein hewani lain. Data makin menunjukkan perokok pemula anak meningkat efek dari meniru orang sekitar, peer group, awalnya karena iseng mencoba. Jarak warung rokok hanya 100-200 meter dr sekolah, di Jakarta per 1 Km persegi ada 12 warung penjual rokok ketengan (Risky Hartono).

Efek rokok baik aktif dan pasif sama saja berbahayanya sudah banysk bukti mengganggu kesehatan fisik dan mental. Termasuk neurodevelopment: IQ, pertumbuhan perkembangan anak, dan mental. Mengurangi 1 persen belanja rokok dpt menurunkan kemiskinan 6 poin (Risky Hartono), rokok adalah masalah sosioekonomi yang jika diatasi juga dapat berdampak kepada ekonomi dan sosial termasuk menurunkan potensi konflik keluarga.

Perokok aktif disebut 1st hand smoker, yang menghirup asap rokok disebut 2nd hand smoker dan yg menghirup sisa asap rokok di benda disebut 3rd hand smoker termasuk bayi kita dirumah menghirup dari baju, HP, tangan, dll.

Mereka memiliki pajanan rokok sebelum sampai dengan sesudah lahir yang kumulatif bahkan sdh terbukti meningkatkan kadar kotinin di darah dan urine anak.

2010 saat menjadi koord humas nasional ISMKI kami bersama PDPI membuat serangkaian acara: lomba poster dan tulisan ilmiah di lobby FK UI, aksi simpatik di bundaran HI, pelatihan berhenti merokok utk nakes dan mahasiswa di RSUP Persahabatan termasuk bagaimana melakukan hipnoterapi oleh psikiater, membuat outlet berhenti merokok di FKUI Salemba, membuat talkshow di FE UI tentang dampak rokok utk kesehatan dan sosioekonomi, dll.

dr Ngabila Salama mengatakan Saran untuk pengendalian rokok di Indonesia:

1. Dinas Kesehatan meningkatkan program SDIDTK utk skrining gangguan perkembangan anak 0 – 72 bulan karena data 2021 ke 2022 naik 2x lipat gangguan perkembangan balita di Jakarta dr 0,4% menjadi 0,8 % dari total yang diskrining

2. Memperkuat poin di raperda KTR DKI yang baru masuk ke DPRD untuk memperkuat pergub2 sebelumnya tentang kawasan dilarang merokok dan larangan reklame rokok di Jakarta yang selama ini dengan sanksi yang lebih aplikatif dan relevan untuk dilaksanakan

3. Merevisi kebijakan pembayaran premi BPJS PBI untuk perokok dan keluarga perokok

4. Pemerintah dapat mencabut pemberian KJP untuk siswa perokok

5. Pemerintah dapat mencabut pemberian bansos untuk keluarga perokok atau memberikan bantuan non-tunai dengan produk pangan / bahan pokok / protein hewani

6. Pemerintah memperbanyak program kampung bebas rokok seperti yang telah ditetapkan di beberapa daerah di DKI Jakarta

7. Pemerintah meningkatkan cukai rokok agar harga rokok semakin tidak terjangkau oleh keluarga miskin

8. Pemerintah melarang penjualan rokok ketengan

9. Pemerintah melarang konsumsi rokok pada anak usia < 18 tahun

10. Pemerintah melarang penjualan rokok pada radius 200 – 500 meter dari sekolah

11. Pemerintah pusat memperkuat regulasi atau kebijakan pengendalian rokok secara nasional melalui UU atau peraturan turunan pelaksanaan

12. Larangan iklan rokok karena terbukti meningkatkan keinginan perokok pemula (anak) untuk merokok

13. Tutup pabrik rokok dan alihkan buruh rokok untuk pekerjaan lain

14. Memperkuat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk pemanfaatan dashboard monitoring tobacco control kabupaten kota dan provinsi dimana poin adanya kebijakan bernilai tinggi

15. Memperkuat monitoring evaluasi pelaksanaan peraturan gubernur kawasan dilarang merokok, peraturan gubernur larangan reklame, rencana peraturan daerah Kawasan Tanpa Rokok DKI Jakarta

Semangat menuju puncak bonus demigrafi 2030 dan menciptakan generasi emas Indonesia tahun 2045.

Ngabila Salama

Praktisi Keseharan Masyarakat / Kasie Yanmed RSUD Tamansari Jakarta

 

Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Praktisi Kesehatan dr Ngabila Salama: Program Skrining Mendeteksi Penyakit Agar Tidak Komplikasi Pada Masyarakat

31 October 2024 - 17:32 WIB

Hari Kesehatan Mental Sedunia Cegah Dengan CERIA

9 October 2024 - 08:29 WIB

Simak Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama : Kenapa Harus BPA-Free?

24 September 2024 - 07:54 WIB

Pembukaan Pameran Indo health care dan Gakeslab Expo 2024

31 July 2024 - 15:54 WIB

Hari Anak Nasional 2024: Anak Terlindungi, Indonesia Maju!

23 July 2024 - 10:39 WIB

dr Ngabila Salama : Fakta Kecubung Pasti Bikin Mabuk

21 July 2024 - 10:52 WIB

Trending di Kesehatan