Jakarta, Komunitastodays,- Seksi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Gereja Katolik Santo Kristoforus Paroki Grogol menyelenggarakan acara Talkshow Sociopreneurship dengan tema “Membangun Kesejahteraan Bersama” Minggu, 21 Juli 2024, pukul 12.30 WIB di Aula Gereja Santo Polikarpus, Jln. Dr. Nurdin IV No. 3 Grogol, Jakarta Barat.
Pembukaan acara di mulai dengan doa dan kata sambutan oleh Bapak Sutikno Sutanto sebagai Ketua seksi HAAK kemudian dilanjutkan oleh Pastor Stephanus Berty Tijow, MSC sebagai Pastor Paroki Gereja Santo Kristoforus Grogol memberikan sambutan dan pengantar tentang Sociopreneurship.
Materi pertama dibawakan oleh Prof. Dr. Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, S.Psi., M.Si. Pakar Kewirausahaan dan Dosen Universitas Atmajaya tentang Sociopreneurship.
Sociopreneurship/Kewirausahaan sosial adalah tentang bagaimana menerapkan pendekatan yang praktis, inovatif, dan berkelanjutan untuk memberikan dampak positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang terpinggirkan. Kewirausahaan sosial biasanya bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi atau sosial.
Kewirausahaan sosial mencari solusi inovatif untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip kewirausahaan dengan tujuan mencapai kesejahteraan sosial yang lebih luas. (Peredo, A.M., Mclean, M)
Kewirausahaan sosial karena memiliki misi sosial tidak hanya mengejar keuntungan tetapi tetap memperhatikan misi sosial yang memberikan dampak pada masyarakat. Kewirausahaan sosial memiliki peran sebagai agen perubahan dalam membantu masalah sosial dalam masyarakat.
Materi kedua dibawakan oleh Bapak Arto Biantoro Brand Activity, Founder & CEO Gambaran Brand membahas tentang praktek dalam menjalankan Sociopreneurship. Pak Arto sendiri sudah banyak membantu UMKM untuk membuat Brand para UMKM agar produknya di kenal masyarakat.
Tujuan terpenting dari Talkshow Sociopreneurship ini adalah membangkitkan semangat budaya berwirausaha dengan tetap memperhatikan keadaan lingkungan sekitar baik secara aspek ekonomi, lingkungan, maupun sosialnya bagi masyarakat secara umum. Memiliki arti bahwa budaya wirausaha yang kini sudah berkembang di masyarakat sebaiknya tidak hanya meningkatkan pendapatan pribadi saja, tetapi memperhatikan faktor lingkungan sekitar dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan serta mampu memberdayakan masyarakat yang belum mampu membuat usaha sendiri.
Social entrepreneurship adalah seseorang yang mengetahui dan mau mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan kewirausahaannya untuk mengatur, membuat, dan mengelola suatu usaha guna melakukan serta membawa perubahan sosial, terutama di bidang kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan. Seorang social entrepreneur akan melayani masyarakat menengah ke bawah dengan tujuan menghilangkan kesenjangan dalam kesejahteraan, pendidikan, kesehatan , demografis dan peluang kerja. (Nicholls, 2008).
Sociopreneur yang berhasil mampu membangun usaha yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, kemudian dengan pemaparan pembicara dari Bank Tabungan Negara (BTN) yang membahas tentang permodalan untuk usaha dan penawaran untuk menabung di BTN.
Peserta yang hadir cukup banyak dan bersemangat mengikuti acara sampai selesai acara, acara dilanjutkan dengan pemberian piagam penghargaan kepada pembicara, kemudian dilanjutkan dengan foto bersama dan pembagian suvenir untuk peserta yang hadir.(Helena)