Menu

Mode Gelap
Dr.Dhoni Martien Munas XI Partai Golkar: Gugatan Kader Menantang Keabsahan Kepemimpinan Baru Pelantikan PWI Jaya 2024-2029, Panda Nababan: PWI Harus Kembali Disegani Majubuthi Adakan Pelatihan Pemanfaatan Media Teknologi Membantu Pemerintah Dalam Pengentasan Kemiskinan PWI Jaya Gelar OKK Angkatan ke-18 di Markas Ketum PWI: Fakta Terungkap, Kebohongan Publik Terkuak

Ekbis ยท 21 Sep 2024 16:34 WIB

Jangan Salah! Financial Freedom Bukan Hanya Terkait Pendapatan!


 Jangan Salah! Financial Freedom Bukan Hanya Terkait Pendapatan! Perbesar

Jakarta, Komunitastodays,-Ketika kamu memesan makanan di cafe, melihat sekilas harga, lantas mempermasalahkan harga tersebut dan menimbang…

“Mengapa mahal sekali? Apa sebab bahannya yang mahal? Tempat yang mewah? Atau sebab proses pembuatan yang susah?”

Kata-kata tersebut terlontar seolah tak bersalah. Namun sebetulnya jika kalimat itu masih ada dalam kamusmu, maknanya kamu masih belum mencapai financial freedom. Sebab ketika financial freedom sudah menjumpai hidupmu, otomatis uang yang menjadi in-come milikmu akan lebih banyak ketimbang output-mu, baik harian maupun bulanan.

Financial freedom adalah kondisi di mana seseorang telah mencapai kenyamanan dan kesetaraan dalam keuangan, stabilitas, serta jumlah uang yang dimiliki tentu lebih banyak dalam pengeluarannya tanpa perlu memikirkan kondisi tersebut lagi. Sehingga pada kondisi ini seseorang akan mencapai kebebasan ekonomi yang tak terbatas. Lantas jika kamu melihat prespektif dari generasi sekarang, mayoritas menganggap ketika mereka sudah memiliki pendapatan dua digit mereka sudah menerapkan pola hidup hedonisme. Pendapatan dua digit bukanlah patokan financial freedom. Misal kata kamu memiliki gaji 13 juta per bulan, tetapi masih ada cicilan motor yang perlu dibayar, token yang perlu dibayar, atau pajak-pajak dan iuran itu masih menggerogoti hatimu, setiap malamnya pulang kerja terkadang kamu terpikir tentang bayaranmu, maka kondisi tersebut hanya sebatas cukup tetapi kamu belum mencapai financial freedom yang sesungguhnya.

Patokan financial freedom yang sesungguhnya adalah bagaimana kondisi mentalmu memproses keuanganmu dan seberapa banyak keuangan yang harus kamu keluarkan setiap hari dan setiap bulannya. Misal kata pendapatanmu mencapai 20 juta per bulan, tak terlalu banyak maupun sedikit. Akan tetapi, per bulannya dalam kebutuhanmu hanya mengeluarkan dana sebanyak 7 juta, sudah termasuk pajak atau yang lainnya. Maka kondisi tersebut dapat disebut sebagai financial freedom sebab kamu tak digerogoti atau dihantui oleh cicilan, malahan setelah membayar cicilan kamu masih dapat menabung kurang lebih 13 juta jika sisa dari semua itu sepenuhnya ingin ditabung. Kondisi seperti ini jika sudah berlangsung selama 10 tahun saja, sudah dapat menghasilkan tabungan kurang lebih sebanyak 130 juta.

Jika dilihat dari prinsip keuangan itu sendiri, sebenarnya mahal atau tidaknya suatu barang adalah tergantung kas yang kita pegang. Tentunya semakin banyak uang yang tersebar di penyimpananmu, barang yang mahal itu malah seperti tidak ada artinya; mirip seperti konsep inflasi. Dalam financial freedom, kondisi ini terjadi bukan sebab nilai mata uang melemah, melainkan terjadi sebab uang yang kamu pegang dalam penyimpananmu lebih banyak daripada nilai barang itu sendiri, sehingga kamu dapat merasa lebih bebas dalam memenuhi kebutuhan, maupun mengkonsumsi suatu barang.

Seperti yang telah tercantum di atas, suatu kondisi yang dapat dikatakan sebagai financial freedom adalah ketika kamu memiliki pendapatan sekian, tetapi kamu masih dapat menyisihkan banyak untuk kembali ditabung dan/atau diinvestasikan. Sehingga peluangmu untuk membeli barang sesuai kebutuhanmu lebih besar dibandingkan ketika kamu memiliki pendapatan yang besar tetapi cicilan, dan utangmu membumbung tinggi.

Banyak orang terjebak dalam fase stress finansial. Menganggap bahwa gaji tinggi dapat dihamburkan dalam sekejap, padahal untuk mencapai kebebasan mereka wajib untuk memiliki tabungan terlebih dahulu, dan tentunya tabungan baru dapat tercipta ketika semua iuran dalam hidupmu sudah terbayar lunas. Setidaknya dalam hidupmu, kamu wajib untuk mengetahui bahwa lebih baik mengeluarkan uang untuk pajak yang sapat memenuhi kehidupan. Misalnya, mengeluarkan uangmu untuk membayar BPJS bulanan. Tentu saja, sebagai manusia ada fase di mana kamu jatuh sakit. Sebenarnya, tidak masalah jika membayar iuran untuk hal yang krusial. Tetapi akan menjadi gawat jika uangmu digunakan untuk kredit yang tidak memberikan dampak apa pun. Dalam perjalanan menuju kebebasan finansial, lebih baik untuk mengurangi pendanaan yang dapat ditunda.

Maka untuk menjawab dialog yang telah dicantumkan di paling atas. Ketika kamu merasa harga roti bulat di cafe terdekat rumahmu masih mahal, sebaiknya kamu membalikkan badanmu dan kembali mengatur keuanganmu. Berikan ulas balik terhadap dirimu sendiri. Jangan-jangan kamu masih terlilit banyak iuran yang sebenarnya hanya gengsimu semata. ( Arther efflin)

Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pameran IFRA Business EXPO 2024 Buka Jaringan Bisnis Waralaba di Indonesia

23 August 2024 - 18:32 WIB

PT Alita Praya Mitra Ikut Pameran DTI-CX 2024 di JCC

31 July 2024 - 22:54 WIB

Yuk Kunjungi Pameran IndoBEAUTY Expo 2024 di JI-Expo Kemayoran

31 July 2024 - 16:14 WIB

Buka Cabang Baru Toko Ken di Serpong, Anton Optimis Permintaan Kusen Aluminium Semakin Terbuka Lebar

13 July 2024 - 22:37 WIB

Perlengkapan Outdoor dan Terdapat Diskon Yang Besar di INDOFEST 2024

7 July 2024 - 12:29 WIB

IndoBuildTech Expo 2024 Forluxe Hadir Dengan Solusi Dinding Penahan Inovatif dan Menawarkan Promo Menarik

13 June 2024 - 08:22 WIB

Trending di Ekbis