Menu

Mode Gelap
Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Temuan Ketidaksesuaian Aset di Kecamatan Kalideres: 14 Kendaraan Operasional Hilang Diskusi Perdana Forum Pemred SMSI Bahas Solusi Kemacetan Lalu Lintas di Jakarta Terminal Kalideres Jakarta Barat Persiapkan Liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Fit and Proper Test Calon Pimpinan KPK, Bamsoet Pertanyakan Cara Mencegah Kebocoran 40% APBN

Kesehatan ยท 24 Sep 2024 07:54 WIB

Simak Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama : Kenapa Harus BPA-Free?


 Oplus_0 Perbesar

Oplus_0

Jakarta, Komunitastodays,- Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama, Mkm. Senin (23/9/2024) mengatakan bahwa Bisophenol A / BPA senyawa kristal solid, putih, transparan, tahan pada suhu – 40 s.d 145 derajat C, meleleh pada suhu 150 derajat C, larut dalam air dan lemak termasuk etanol, asam asetat, dietil eter, dll

BPA ada dalam makanan dan non makanan. Makanan terbanyak di ikan kaleng 106 ng/gram, jagung beku kaleng, makanan kaleng lainnya termasuk susu evaporasi, makanan non kaleng: daging, dan ragi. Pada non makanan ada di botol plastik, mainan, peralatan listrik, perangkat otomotif, peralatan makanan, perangkat medis, sport, kemasan makanan, disket CD, dll, ujarnya.

dr Ngabila Salama Mkm mengatakan bahwa BPA berbahaya jika masif migrasi ke tubuh manusia karena kondisi kemasan rusak, penyok, goresan, korosi karat, kontak langsung seperti makanan kaleng, makanan tinggi lemak karena kadar BPA tinggi, kemasan tipis, waktu kontak yang lama, pemanasan suhu > 70 derajat C menyebabkan polikarbonat luruh dan BPA terlepas. Faktor suhu tinggi menjadi terbanyak risiko migrasi ke manusia.

“WHO menyatakan rerata kadar BPA pada anak > 3 th 70 ng/kgBB/hari dan dewasa 2 kali lipatnya. Kadar aman 0,05 mg/kgBB/hr dengan rerata kadar yang ditemukan pada urine manusia 0,03 mg/kgBB/hari. CDC menemukan 93 % urine anak < 6 tahun positif BPA.

BPOM menyatakan batas maksimal migrasi semua kemasan plastik 0,6 bagian per juta /bpj dan tahun 2021 ditemukan migrasi 0,033 dari galon air minum ke manusia,” ujar dr Ngabila Salama.

Pengaruh BPA kepada kesehatan dari berbagai studi yang masih minim mayoritas pada hewan uji coba dan studi observasional saja pada manusia:
1. Mengganggu kesuburan wanita / infertilitas dengan mengganggu konsepsi alami
2. Risiko keguguran pada wanita
3. Pertumbuhan janin terhambat / BBLR / prematur pada janin
4. BPA senyawa menyerupai hormon estrogen memicu kanker saluran reproduksi seperti payudara, ovarium, prostat dengan pertumbuhan sel terus meningkat
5. Obesitas dengan meningkatkan glukosa dan resistensi insulin. Naik 1 ng/mL menaikkan risiko obesitas 11 %
6. Penyakit jantung dengan mengurangi sinyal kontraksi jantung dan penyumbatan pembuluh darah bisa menyebabkan HT, DM
7. Gangguan perkembangan dan saraf anak terutama pada susu kaleng dan pemanasan polikarbonat plastik
8. Mengganggu kerja hormon dengan menghambat kerja hormon endokrin metabolisme glucuronic acid.

BPA inaktif 90 %, larut air, keluar melalui urine dan feses. 10 % aktif tertinggal di tubuh terbanyak tersimpan di jaringan lemak, hati, otak, ASI, Ketuban, plasenta, janin. (red)

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Praktisi Kesehatan dr Ngabila Salama: Program Skrining Mendeteksi Penyakit Agar Tidak Komplikasi Pada Masyarakat

31 October 2024 - 17:32 WIB

Hari Kesehatan Mental Sedunia Cegah Dengan CERIA

9 October 2024 - 08:29 WIB

Pembukaan Pameran Indo health care dan Gakeslab Expo 2024

31 July 2024 - 15:54 WIB

Hari Anak Nasional 2024: Anak Terlindungi, Indonesia Maju!

23 July 2024 - 10:39 WIB

dr Ngabila Salama : Fakta Kecubung Pasti Bikin Mabuk

21 July 2024 - 10:52 WIB

dr Ngabila Salama : Selamat Hari Donor Darah Sedunia

14 June 2024 - 12:46 WIB

Trending di Kesehatan