Menu

Mode Gelap
Kunjungi Bali, Bamsoet Apresiasi Kesiapan Polda Bali Amankan Perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 Pemeriksaan Kelaikan Bus AKAP Jelang Libur Nataru 2025 di Terminal Kalideres Gereja Trinitas Paroki Cengkareng Gelar Misa Malam Natal Pokja PWI Jakarta Barat Gandeng BPN/ATR untuk Tingkatkan Pelayanan Publik di Bidang Pertanahan Libur Natal dan Tahun Baru 2025, KAI Daop 1 Jakarta Catat Sebanyak 50 Ribu Lebih Tiket KA Lokal Pangrango dan Siliwangi Sudah Terjual

Kesehatan ยท 11 Dec 2024 17:07 WIB

Menghargai Keputusan Childfree dengan Konseling Terpadu: Solusi Kesehatan Fisik dan Mental


 Oplus_131072 Perbesar

Oplus_131072

Jakarta, Komunitastodays,- Keputusan untuk menjalani gaya hidup childfree, atau tidak memiliki anak, adalah pilihan pribadi yang patut dihargai. Setiap individu atau pasangan memiliki alasan dan pertimbangan tersendiri dalam mengambil keputusan ini. Namun, untuk mendapatkan keputusan yang terbaik, tidak ada salahnya jika seseorang menjalani konseling dengan pakar, baik itu konseling pranikah, untuk anak usia sekolah, remaja, atau pasangan yang sudah menikah.

Menurut Dr. Ngabila Salama, seorang praktisi kesehatan masyarakat dengan gelar MKM, Rabu (11/12/2024) konseling penting untuk menggali alasan di balik keputusan childfree serta untuk mencari solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu. Selain itu, proses ini juga memungkinkan untuk mengidentifikasi potensi gangguan kesehatan fisik dan mental yang mungkin muncul akibat keputusan tersebut.

Dampak Kesehatan Fisik dan Mental

Keputusan childfree bisa memiliki dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan fisik dan mental.

Dampak Positif Kesehatan Fisik:

Mengurangi risiko kematian ibu hamil dan komplikasi persalinan.
Mencegah gangguan kesehatan panggul serta masalah obesitas.
Mengurangi gangguan hormon sistemik akibat kehamilan yang berulang.
Dampak Negatif Kesehatan Fisik:

Kadar estrogen yang tinggi pada perempuan yang tidak melahirkan bisa meningkatkan risiko kanker saluran reproduksi, seperti kanker payudara, endometrium, dan ovarium.
Risiko penebalan dinding rahim atau endometriosis bisa meningkat.
Meningkatkan kemungkinan gangguan hormonal serta pembentukan kista ovarium (PCOS).
Dampak Positif Kesehatan Mental:

Memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada karier dan kehidupan pribadi.
Bebas dari tanggung jawab mengurus anak, yang mungkin dianggap menyita waktu dan pikiran.
Dampak Negatif Kesehatan Mental:

Rasa bersalah yang muncul, terutama ketika usia reproduksi telah melewati batas aman (di atas 40 tahun).
Perasaan kesepian di masa depan, terutama saat sudah tidak memiliki anak untuk menemani di usia lanjut.
Stigma sosial yang bisa muncul dari keluarga atau lingkungan sekitar yang tidak memahami keputusan childfree.
Konseling dengan pakar akan membantu menggali alasan di balik keputusan ini, memberi wawasan yang lebih dalam mengenai dampaknya, serta menawarkan solusi terbaik untuk menjaga kesehatan fisik dan mental jangka panjang. Sebuah keputusan yang diambil dengan penuh pertimbangan akan memberikan hasil yang lebih positif bagi kualitas hidup setiap individu.(red)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tramadol Berisiko Tingkatkan Tawuran pada Remaja, Ini Kata Praktisi Kesehatan

4 December 2024 - 09:08 WIB

Kasus Remaja Tusuk Orang Tua dan Neneknya: Peringatan Penting Tentang Gangguan Jiwa

4 December 2024 - 08:52 WIB

Si-Terpenting Inovasi Penyembuhan Stunting yang Komprehensif untuk Anak

26 November 2024 - 16:54 WIB

Praktisi Kesehatan dr Ngabila Salama: Program Skrining Mendeteksi Penyakit Agar Tidak Komplikasi Pada Masyarakat

31 October 2024 - 17:32 WIB

Hari Kesehatan Mental Sedunia Cegah Dengan CERIA

9 October 2024 - 08:29 WIB

Simak Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama : Kenapa Harus BPA-Free?

24 September 2024 - 07:54 WIB

Trending di Kesehatan