Jakarta,Komunitastodays,- Band asal Depok, Maharaja, me-launching album mereka di Rock Cafe Jakarta, Rabu (11/5/2022). Penggemar dan wartawan menyatu dalam kerinduan untuk menikmati sajian genre rock yang diusung band yang didirikan oleh Amar Maruf, gitaris dan vocalis utama.
Personil Maharaja: Amar Maruf, Leon pada gitar, David pada gitar, Madi Drumer, dan Dani Bas, serta ada seorang backing vocal.
Berdiri pada 13 Maret 2022 di saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia. Di saat diterapkannya PSPB, semua orang tak bisa keluar rumah, work from home. Di saat itu, Amar yang sudah lama menyukai musik rock mengumpulkan teman-temannya dan mulai mengerjakan album. Dari hari ke hari, saat di luar sana Covid-19 semakin menerjang manusia, personil Maharaja terus bekerja. Satu demi satu karya kreatif mereka tercipta dalam nada dan lirik-lirik menggugah.
Lagu pertama diciptakan Amar berjudul “Tak Mencari Mati” merupakan refleksinya pada saat manusia berhadapan dengan virus tak kasatmata ini. Lalu, disusul lagu-lagu yang lain, lahir seperti air yang mengalir.
Pada launching di Rock Cafe Jakarta itu mereka mengusung lagu “Aku Ayahmu” ciptaan Amar. Kisah itu mirip kisah hidup Amar, yang di mana pun ia berada, dirinya selalu ingat pada anak dan istrinya: “Aku tak ingin melihat kamu sedih/…di sini aku sedang berjuang untukmu/untuk kelak masa depanmu”. Soal kesetiaan seorang ayah pada anak dan istri.
Kesetiaan pada sang istri itu tersimbolkan pada angka “48” pada “Maharaja48”. “Angka 48 itu menunjuk pada 4 Agustus, itu tanggal lahir istri saya. Sehingga di mana pun saya berada di pentas, saya selalu “membawa” istri saya, saya ingat padanya,” tutur Amar dikelilingi wartawan.
Walau pasar musik rock saat ini sedang menurun, namun pilihan genre rock yang diusung Maharaja tak pertama-tama digantungkan pada kebutuhan pasar. Bagi Amar, rock adalah jiwanya.
“ Jiwa saya ini rock. Dan saya ingin banyak orang menyukai rock. Ini memang musik keras. Kedua, musik jenis ini kadang diidentikkan dengan narkotika. Nah, saya mau tunjukkan bahwa musik rock itu bisa tanpa narkoba,” ujar vocalis Maharaja ini.
Bagi personil Maharaja, musick rock itu hanya genre musik, yang sesungguhnya ingin memacu manusia untuk hidup dalam semangat, tidak lebay. “Jadi, kalau ada penggunaan narkotika di situ, maka yang harus dipersalahkan adalah oknumnya saja, bukan genre musiknya. Buktinya, saya, alhamdulillah, clear and clear,” tutur Amar usai acara launching album mereka.
Menurut Amar, genre rock di sini hendak membawa pesan keseimbangan, termasuk keseimbangan antara suami dan istri. “Istri harus memahami kesulitan suami, dan suami harus memahami kesulitan istri, itu keseimbangan hidup. Nah, dalam meraih keseimbangan (balance) ini, kita tidak boleh selalu menjustifikasi orang lain, seolah-olah lelaki itu selalu selingkuh dan sebagainya. Mungkin ada, tapi tak semua,” jelas Amar lagi.
Musisi rock di mata Amar dan teman-teman bertujuan tetap berusaha mempertahankan keseimbangan hidup keluarganya, sesuai dengan pesan-pesan dalam lirik-lirik lagu rock.
“Jadi, walau saya dan teman-teman harus pulang ke rumah tengah malam, namun kami tetap sayang anak dan istri. Jiwa dan semangat keseimbangan itu tetap kami perjuangkan. Itu suatu perjuangan, bahkan suatu “pertempuran diri” untuk menggapai keseimbangan hidup dalam keluarga dan dalam komunitas serta dalam masyarakat,” kata Amar yang bernama lengkap Amar Maruf, SH,MM.
Konsep personel Maharaja 48 ini seperti Iron Maiden. Iron Maiden adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975 di London, Britania Raya oleh pemain Bass, Steve Harris. Mirip Iron Maiden, Maharaja memakai tiga gitar. Saat pentas di atas panggung, distorsi tiga gitar itu terdengar lebih tebal. Total Maharaja memakai 6 personel saat berada di atas panggung.
Walau angin industri genre rock tak sekencang dulu, namun dalam catatan sejarah musik di Tanah Air, musik rock telah memberi inspirasi untuk perjuangan anak bangsa. Sejak 1960-an, 70-an, hingga 80-an, hingga 90-an jenis musik ini mendominasi jiwa.(Rika)