Jakarta, Komunitastodays,- Film layar lebar ‘Jendela Seribu Sungai” akan tayang secara nasional pada 20 Juli 2023. Pemutaran perdana film yang mengangkat budaya dan perjuangan anak-anak asli Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini telah dilakukan di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 17 Juli 2023.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina sebagai produser eksekutif film ini juga hadir langsung dalam pemutaran perdana bersama para pemainnya. Ibnu berharap film yang diproduksi dari kerja sama antara Pemerintah Kota Banjarmasin dan Radepa Studio ini menjadi hadiah terindah bagi Kota Banjarmasin yang akan segera merayakan hari jadinya yang ke-497.
“Kami bisa buat film dan bisa angkat potensi wisata Banjarmasin. Memang ide ceritanya original dan sangat menyentuh, soal semangat dan perjuangan. Semoga ini menjadi kado terindah bagi warga kita,” kata Ibnu.
Menurut Ibnu, film ini juga merupakan upaya pemerintah kota untuk memberikan ruang kreasi dan kolaborasi bagi masyarakatnya. “Kami ingin memberikan ruang sebesar-besarnya kepada seluruh potensi anak Banjarmasin untuk mengeksplorasi, berkreasi, berinovasi, dan berkolaborasi,” ujarnya.
Film keluarga ini juga ditayangkan dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli. Film drama keluarga petualangan anak-anak dengan spirit memberikan inspirasi dan memotivasi untuk mewujudkan cita-cita dan harapan mereka.
Jendela Seribu Sungai merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama. Selain inspiratif, film Jendela Seribu Sungai menghadirkan nilai-nilai budaya, kearifan lokal, pendidikan, juga wajah ‘Seribu Sungai’ Banjarmasin yang sangat eksotik dan menawan.
Film Jendela Seribu Sungai mengangkat isu umum yang kerap dihadapi keluarga-keluarga Indonesia. Jendela Seribu Sungai mengisahkan tentang tiga orang anak, yakni Bunga (Sheryl Drisanna Kuntadi), Kejora (Halisa Naura), dan Arian (Bima Sena) yang tinggal di tepi aliran Sungai Martapura, Banjarmasin.
Mereka menyimpan cita-cita yang tersandera oleh keinginan dan harapan orangtua. Bunga yang berkebutuhan khusus harus mengubur dalam-dalam cita-citanya sebagai penari. Arian ingin meneruskan tradisi seniman kuriding, namun, Abah meminta hanya menjadikannya sebagai hobi hingga Kejora yang pandai matematika dipaksa meneruskan tradisi keluarga sebagai balian (dukun).
Selain tiga tokoh utama tersebut, beberapa pemain lainnya yakni Mathias Muchus (Awat), Ariyo Wahab (Abah Arian), Baim (Damang Isman), Olla Ramlan (Uma Arian), Bopak Castello (Daim), Agla Artalidia (Guru Sheila), dan Ajil Ditto (Arian Dewasa). Film itu juga turut dimeriahkan oleh penampilan vokalis band Radja, Ian Kasela sebagai cameo. (Helena)