Jakarta, Komunitastodays,- Bakteri ini penyebab infeksi saluran nafas yang cukup sering ditemukan sejak lama, bukan sesuatu yang baru, menular secara droplet dari percikan dahak dan batuk, dan kontak dgn jarak yg cukup erat dan lama. Masa inkubasi dari terpapar bakteri sampai muncul gejala pertama kali berkisar 1-4 minggu dengan tersering 2-3 minggu.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI dr.Ngabila Salama, Rabu (6/11/2023) mengatakan Dari muncul gejala pertama sampai bisa berpotensi sesak nafas perburukan sekitar 3-7 hari. Sehingga dihimbau kepada orang tua jika anak sakit dan sudah coba diobati sendiri, tidak membaik dalam 2-3 hari, segera bawa ke dokter dan fasilitas kesehatan untuk diobati lebih baik.
” Gejala bisa ringan dan sembuh sendiri kecuali imunitas tubuh sedang rendah. Gejala yang muncul: demam cenderung tidak tinggi (kecuali mix infection dengan virus dapat dijumpai demam tinggi di atas 40 derajat), batuk, pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah, sesak nafas, mudah lelah, dan sakit kepala,” ujarnya.
Komplikasi yang tidak diharapkan radang pada otak, jantung, sendi, ginjal (menyebabkan gagal ginjal).
Tetap yang utama pencegahan sakit dengan 3 cara:
1. Perilaku hidup bersih dan sehat
dikencangkan: dihimbau untuk memakai masker selain yang sedang sakit juga ketika kita di tempat ramai dan kita akan berada dalam waktu lama seperti di rumah, sekolah, tempat kerja, transportasi publik.
Lebih rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga ventilasi udara indoor baik, hindari asap rokok
2. Imunisasi rutin lengkap pada anak ada 15 imunisasi gratis dr pemerintah dari anak sampai dewasa, vaksin dosis 1-4 untuk COVID-19 usia 18 th ke atas gratis di puskesmas dan RSUD terdekat, dan anjuran vaksin influenzae berbayar mandiri utk usia 6 bulan ke atas terutama kelompok rentan: balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, tenaga kesehatan.
3. Jika sakit gunakan antibiotik secara bijak, pastikan konsumsi antibiotik atas resep dokter. Karena bakteri ini jg rentan mengenai org dengan resistensi antibiotik dan menyulitkan penyembuhannya.
Untuk mencegah keparahan dengan deteksi dini. Jika ada gejala segera ke fasilitas kesehatan terdekat utk diobati segera, pemeriksaan antigen dan PCR COVID-19 gratis di puskesmas untuk semua yang bergejala. Jika ada indikasi pemeriksaan jenis kuman oleh dokter akan dilakukan PCR multiplex untuk mendeteksi bbrp jenis virus dan bakteri termasuk Mycoplasma agar terapi lebih spesifik sesuai jenis kuman penyebab.
” Hal ini bukan merupakan kewajiban dlm pemeriksaan, dilakukan atas indikasi dari dokter yang memeriksa. Pemeriksaan swab rapid test antigen sdh tersedia untuk mendeteksi cepat COVID-19 dan influenzae. Terutama jika ada riwayat perjalanan ke negara dgn kasus yg sedang tinggi tsb seperti China, India, Belanda, Singapore, Malaysia,” tutupnya.(red)